Sutradara terkenal Hayao Miyazaki dan Studio Ghibli kembali ke dunia animasi dengan karyanya yang terbaru, The Boy and The Heron. Film animasi ini telah tayang serentak di bioskop tanah air pada tanggal 13 Desember 2023.

Sebelumnya setelah merilis The Wind Rises pada tahun 2013, Hayao Miyazaki mengambil hiatus selama satu dekade sebelum kembali dengan karya terbarunya. Film ini, berjudul The Boy and The Heron” (Kimitachi wa Dō Ikiru ka) telah tayang di Jepang pada bulan Juli 2023 dan menjadi pembuka.

Baca Juga: Wawancara Tim Produksi Bardion: “Kami Senang Diapresiasi TV Nasional”

Pada Minggu (10 Desember 2023), KAORI berkesempatan untuk menonton The Boy and the Heron dalam acara special screening di bioskop CGV Grand Indonesia, Jakarta. Lebih dari sekadar animasi, karya ini menawarkan cerita yang menarik dengan mengambil latar belakang masa kecil sang tokoh utama yang dilalui selama Perang Dunia II (PD II).

Sinopsis 

Cerita film ini dimulai dengan kebakaran di sebuah kota Jepang yang merenggut nyawa ibu dari tokoh utama, Mahito. Mahito, yang mengejar ayahnya, Shoichi Maki, dalam upaya menyelamatkan ibunya, harus berhadapan dengan takdir yang tidak dapat ditawar. Sang ibu meninggal dalam kebakaran tersebut, meninggalkan kesedihan mendalam di hati Mahito. 

Tragedi ini menjadi awal pembuka untuk animasi ini, yang diinspirasi dari novel How Do You Live? karya Genzaburo Yoshino.

Kisah berlanjut ketika Mahito, ayahnya, dan Natsuko pindah ke desa untuk menghindari dampak perang. Di desa tersebut, mereka bertemu dengan berbagai karakter, termasuk burung bangau aneh yang bisa berbicara. Burung tersebut meminta bantuan Mahito untuk menyelamatkan ibunya yang berada di alam kematian.

Mahito segera memutuskan untuk mencari tahu keberadaan bangau tersebut dan menemukannya bersarang di sebuah rumah tua yang terlihat terlantar. Namun, bangau tersebut justru menunjukkan sikap yang sangat agresif, mencoba menyerang Mahito berkali-kali.

Ketika ibu tirinya, Natsuko, tiba-tiba menghilang, Mahito bersama dengan salah satu pelayan tuanya, Kiriko (disuarakan oleh Ko Shibasaki), memutuskan untuk mencarinya di hutan. Mereka mendapati suara bangau tersebut, mengundang mereka masuk ke dalam untuk bertemu ibunya yang diklaim masih hidup. Perjalanan Mahito mencari ibu tirinya dimulai. 

Visual Khas Ghibli dengan Preferensi Sang Sutradara

the boy the heron

Secara visual, film ini mempertahankan ciri khas Miyazaki dengan lanskap pedesaan, karakter khas, dan elemen instrumen lucu yang muncul dalam berbagai karya sebelumnya. Namun, berbeda dengan karya Miyazaki lainnya yang cocok untuk anak-anak, “The Boy and The Heron” lebih ditujukan untuk penonton dewasa, terutama ketika Mahito memasuki dunia fantasi dan bertemu dengan karakter fantasi. 

Film ini mengajak penonton untuk menghadapi realitas daripada mencari pelarian dalam dunia khayal, sebuah pelajaran yang tercermin dalam pilihan Mahito untuk menerima penderitaan di dunia nyata daripada menguasai dunia fantasi. “The Boy and The Heron” menggambarkan perjalanan emosional Mahito melalui berbagai peristiwa kunci yang saling berhubungan. Didukung oleh musik khas Joe Hisaishi yang meningkatkan intensitas dalam menonton film. 

Selain itu, sepertinya film ini mencerminkan ingatan masa kecil Miyazaki, seperti saat Shoichi membawa modul-modul pesawat ke tempat tinggal mereka untuk menghindari kerusakan. Dengan tema yang mendalam dan visual yang khas, “The Boy and The Heron” menawarkan pengalaman sinematik yang memanjakan bagi penonton dengan menghadirkan cerita yang kompleks dan penuh emosi.

Relevansi Latar Belakang Hayao Miyazaki 

Diketahui bahwa ayah dari Miyazaki adalah direktur di Miyazaki Airplane, sebuah perusahaan yang memproduksi kemudi untuk pesawat tempur selama Perang Dunia II. Informasi ini menambahkan nuansa nostalgia yang kaya pada setiap karya-karya Miyazaki. 

Semua elemen ini, yang terkait dengan kehidupan pribadi Miyazaki, tampaknya tercermin dengan baik dalam naratif “The Boy and the Heron”. Meskipun Mahito bukanlah Miyazaki secara langsung, kisah hidup sutradara berusia 82 tahun itu seperti tercermin dalam karakter tersebut. Ada sentuhan personal yang mendalam pada karya tersebut dan memberikan penonton pemahaman yang lebih dalam tentang tekad, semangat dan pengalaman yang membentuk Miyazaki menjadi seperti saat ini. 

Kesimpulan dan Kesan Film The Boy and The Heron (2023) 

the boy the heron

Menonton film “The Boy and The Heron” membutuhkan sedikit kesabaran. Scene pada jam pertama mungkin terasa agak terlalu panjang, terdapat pengulangan beberapa poin plot yang cukup monoton sebelum memulai perjalanan fantasi Mahito. Memasuki fase kedua, terutama saat Mahito mencari ibu tirinya, Miyazaki memberikan perjalanan film yang menyenangkan dihadiahi dengan beberapa karakter lucu seperti wara-wara dan pasukan burung parkit dengan adegan akhir yang cukup emosional.

Mungkin, Hayao Miyazaki ingin memberikan pesan kepada para penonton untuk tetap struggling dengan kehidupan masing – masing. Sambil tetap menjaga asa dan berjuang dalam menyelesaikan satu permasalahan dari waktu ke waktu.

KAORI Newsline

Tinggalkan komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses